
Ini Pesan dari Mendikti Saintek Untuk Lulus SNBP 2025
0 menit baca
Dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Kemendiktisaintek, Jakarta Pusat pada Kamis, 18 Maret 2025, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Brian Yuliarto menyampaikan pesan penting kepada para siswa yang dinyatakan lulus Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Menurutnya, para peserta SNBP yang telah lulus wajib melanjutkan proses penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi yang menerima.
Kesempatan emas ini tidak boleh disia-siakan, karena jika tidak, siswa tersebut tidak dapat mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) maupun Ujian Mandiri.
Brian Yuliarto menegaskan bahwa jalur SNBP merupakan pintu gerbang bagi para calon mahasiswa yang telah menunjukkan prestasi akademis maupun non-akademis.
Siswa yang telah dinyatakan lulus SNBP diwajibkan untuk mengambil kesempatan ini dan segera mendaftar di perguruan tinggi yang telah menerima hasil seleksi.
Hal ini diharapkan agar para peserta tidak melewatkan kesempatan untuk meraih pendidikan tinggi yang berkualitas.
Bagi mereka yang tidak mengambil kesempatan SNBP, konsekuensinya adalah otomatis tidak dapat mengikuti SNBT atau Ujian Mandiri, sehingga peluang untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi menjadi semakin sempit.
Meski tingkat penerimaan melalui jalur SNBP terbilang kompetitif—dengan perbandingan sekitar 1 dari 5 calon mahasiswa yang diterima—masih terdapat jalur alternatif yang bisa dimanfaatkan.
Brian Yuliarto menyebutkan bahwa bagi siswa yang belum berhasil melalui SNBP, terdapat opsi lain seperti SNBT dengan persentase minimal 40% dan Ujian Mandiri dengan kuota 30 hingga 60%.
Dengan begitu, para siswa yang belum mencapai syarat SNBP tetap memiliki kesempatan untuk menggapai cita-cita mereka dengan memanfaatkan jalur alternatif yang ada.
Penting bagi para calon mahasiswa untuk memanfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya.
Mendikti Saintek berharap agar para siswa dapat mempersiapkan diri dengan matang untuk menghadapi dunia perkuliahan yang penuh tantangan, serta tidak merasa puas dengan pencapaian awal karena studi di perguruan tinggi memerlukan dedikasi dan kerja keras yang lebih tinggi.(*)