BREAKING NEWS
WEB UTAMA

Arus Mudik, Polda Jateng Siapkan Lima Strategi Aglomerasi


Polda Jateng akan menerapkan lima strategi aglomerasi dalam pengamanan arus mudik dan balik Lebaran 2025. Kebijakan ini disampaikan oleh Karo Ops Polda Jateng, Kombes Pol Basya Radyananda, saat asistensi dan pengecekan jalur mudik Operasi Ketupat Candi 2025 di Exit Tol Pejagan, Brebes, Rabu (12/3/2025).

Arus Mudik, Polda Jateng Siapkan Lima Strategi Aglomerasi

"Hari ini kami berada di Pejagan, Brebes, untuk melakukan pengecekan jalur sebagai bagian dari rangkaian rakor lintas sektoral yang telah digelar Polda Jateng. Pengecekan ini bertujuan untuk memastikan kondisi terkini dan merancang strategi yang akan diterapkan dalam pengamanan mudik tahun ini," ujar Kombes Basya.

Berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya, Polda Jateng telah menetapkan strategi aglomerasi guna menangani potensi permasalahan lalu lintas secara komprehensif. Pendekatan ini tidak hanya diterapkan pada satu wilayah atau satuan kerja, tetapi mencakup beberapa polres sekaligus.

"Ada lima strategi aglomerasi yang kami susun untuk mengatasi kendala yang terjadi tahun lalu. Strategi ini dibuat karena jaringan jalan merupakan satu sistem yang saling terhubung, sehingga penyelesaiannya harus dilakukan secara menyeluruh," jelasnya.

Senada dengan Karo Ops, Dirlantas Polda Jateng, Kombes Pol Sonny Irawan, menjelaskan, strategi ini perlu diterapkan, mengingat luas wilayah Jawa Tengah mencapai 29 persen dari total luas Pulau Jawa. Strategi yang digunakan yakni membagi wilayah Jawa Tengah ke dalam 5 jaringan jalan utama, yakni jalur Pantura, tol, selatan, tengah, dan selatan-selatan.

Dalam pengecekan kali ini, Polda Jateng memulai dari jalur Brebes, Pejagan hingga jalur selatan. Hal ini mengacu pada evaluasi Operasi Ketupat Candi 2024, dengan Pejagan menjadi titik krusial bagi pemudik yang menuju wilayah selatan, tengah, dan Yogyakarta.

"Kami ingin mengevaluasi dampak pembangunan Tol Solo-Yogyakarta terhadap kepadatan arus di Pejagan. Khususnya, di jalur arteri," ucapnya.

Pada tahun lalu, volume kendaraan yang melintas di jalan Pejagan mencapai 4 persen dari Cikampek Utama(Cikatama). Artinya, Cikatama yang masuk ke Trans Jawa, 66 persen dari Cikampek itu 4 persennya ada di Pejagan, dan 50 persennya masuk wilayah Kalikangkung.

Selain strategi aglomerasi, Polda Jateng juga menyiapkan langkah antisipasi di jalur arteri. Khususnya, dari Pejagan hingga Ajibarang. 

"Kami akan melakukan analisis berdasarkan traffic accounting, volume per kapasitas, dan tingkat kepadatan arus. Jika terjadi peningkatan signifikan, kami akan menerapkan rekayasa lalu lintas, seperti contra flow dan one way parsial secara lokal," tambahnya.

Selain itu, koordinasi dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) juga akan dilakukan jika terjadi lonjakan arus di Pejagan. Salah satu alternatifnya adalah mengalihkan kendaraan yang menuju selatan melalui Exit Tol Pemalang, kemudian diarahkan ke Randudongkal hingga ke wilayah Banyumas.

Setelah dari Pejagan, kegiatan asistensi dilanjutkan dengan pengecekan jalur lainnya. Jalur tersebut yakni di wilayah Dermoleng, Pasar Linggapura, hingga perbatasan Banyumas.(*)

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image