Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu Jaringan Pablo Escobar Indonesia
0 menit baca
Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipidnarkoba) Bareskrim Polri menggagalkan penyelundupan narkotika jenis sabu seberat 135 kilogram di Aceh. Barang haram tersebut diduga berasal dari Thailand dan masih berkaitan dengan jaringan gembong narkoba Fredy Pratama.
Fredy sendiri dijuluki sebagai gembong narkoba terkemuka 'Pablo Escobar'. “Kami menerima informasi bahwa ada penyelundupan narkotika dari Thailand, kemungkinan besar ini merupakan barang milik Fredy Pratama,” kata Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa kepada wartawan di Gedung Bareskrim Polri, Selasa (11/2/2025).
Mukti menegaskan, Fredy masih aktif mengendalikan jaringan narkotika di Indonesia. Ia bahkan disebut telah mengubah pola komunikasi untuk menghindari pelacakan kepolisian.
“Fredy masih mempertahankan jaringannya di Indonesia. Kami mendeteksi bahwa ia terus berupaya memperkuat sindikasi ini,” ujarnya.
Dalam penyelidikan lebih lanjut, kepolisian akan menerapkan strategi Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Hal ini guna mengungkap aliran dana yang mengarah ke Fredy Pratama.
“Kalau hanya menangkap pelaku di lapangan, mereka tidak akan mengaku. Namun, jika kita menelusuri rekening mereka, pasti ujungnya mengarah ke Fredy Pratama,” ucapnya.
Hingga saat ini, Fredy diyakini masih bersembunyi di Thailand dan mendapat perlindungan dari pihak tertentu. Polri saat ini terus berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk menangkapnya.
“Kami belum bisa menjangkau dia. Fredy adalah gembong besar yang sulit disentuh oleh pemerintah Thailand,” kata Mukti.
Fredy Pratama sendiri telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) sejak 2014. Polri bahkan telah membentuk Tim Khusus Escobar Indonesia untuk memburunya.
Dalam operasi yang berlangsung pada 7-8 Februari, polisi menangkap empat warga Aceh yang diduga terlibat dalam penyelundupan ini. Mereka berinisial I, F, E, dan M, yang diamankan di Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Lhoksukon.
Barang bukti yang berhasil disita dalam pengungkapan ini meliputi 135 bungkus sabu yang dikemas dalam teh China berlabel 999 dan 99. Berikutnya satu perahu mesin dua kepala, satu boat oskadon, dan satu unit ponsel satelit merek Thuraya.
Selanjutnya satu perangkat Garmin, lima unit ponsel Android, serta satu unit mobil Avanza hitam. “Barang ini rencananya akan diedarkan ke kota-kota besar seperti Medan dan Jakarta,” katanya.(*)