Fakta-Fakta Hari Pertama Kerja Dedi Mulyadi Pecat Kepsek
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi langsung menindak tegas, Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 6 Depok, Jawa Barat. Kepsek SMAN 6 Depok dipecat Dedi akibat pelanggaran aturan study tour (kegitan belajar luar sekolah) di luar provinsi.
Yang mengejutkan, Dedi memecat Kepsek SMAN 6 Depok itu pada hari pertama kerja setelah resmi dilantik menjadi gubernur. Simak fakta-fakta mengejutkan pada hari pertama kerja Gubernur Jabar Dedi Mulyadi
1. Niat Dedi Mulyadi Pecat Kepsek SMAN 6 Depok
Dedi mengaku, langsung bekerja dan menindaktegas menonaktifkan Kepala SMAN 6 Depok. Hal ini karena Kepsek tersebut mengadakan kegiatan study tour keluar provinsi yang sudah dilarang berdasarkan surat edaran gubernur.
"Langsung kerja, sudah ada keputusan tentang penonaktifan Kepala SMA Negeri 6 Depok. Karena dia melanggar surat edaran gubernur yang tidak boleh siswanya bepergian ke luar provinsi," kata Dedi setelah dilantik di kompleks Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Kamis (20/2/2025).
2. Study Tour Miliki Risiko Tinggi untuk Siswa
Dedi menegaskan langkah ini diambil untuk menegakkan disiplin dan memastikan kebijakan pendidikan daerah dipatuhi. Selain itu, Dedi mengungkapkan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kegiatan serupa di sekolah lain.
“Study tour ke luar provinsi memiliki risiko tinggi, terutama terkait keselamatan siswa. Kami tidak ingin ada insiden yang merugikan," ucap Dedi.
3. Dedi Mulyadi Pastikan Pengawasan Ketat
Dalam mencegah pelanggaran serupa, Ia berencana menerapkan sistem pengawasan lebih ketat di seluruh Jawa Barat. "Kami akan berkoordinasi dengan dinas pendidikan untuk memastikan aturan dipatuhi," ujar Dedi.
Ia tidak hanya mencopot Kepala SMAN 6 Depok, tetapi juga mengusulkan larangan study tour di Jawa Barat. Usulan ini mendapat dukungan dari DPRD, yang menilai perlunya evaluasi terhadap kebijakan tersebut.
4. Langkah Dedi Didukung DPRD Jabar
Anggota Komisi V DPRD Jabar, Zaini Shofari menegaskan, kegiatan yang memberatkan siswa harus ditinjau ulang. "Sistem pendidikan harus mengayomi, jadi faktor yang membebani siswa perlu dikikis," ujarnya, Kamis (20/2/2025).(*)