Kang Dedi Mulyadi Minta Villa di Bogor Dibongkar Tidak Hanya Disegel
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengapresiasi penyegelan sejumlah villa di Puncak Bogor. Tapi pihaknya mendorong agar dilanjutkan dengan pembongkaran.
 |
| Foto : Gubernur Jabar Dedi Mulyadi |
Dedi menuturkan, penyegelan itu belum sepenuhnya menuntaskan malah. “Harapannya jangan hanya disegel. Itu tidak akan ada manfaatnya. Karena bangunan tetap berdiri dan air akan tetap mengalir deras ke sungai. Ujungnya banjir tetap terjadi,” katanya, Kamis (13/3/2025).
Dalam pernyataan yang juga dibagikan dalam akun mendsosnya itu, Dedi melanjutkan, curah hujan yang turun di wilayah Jabar sebenarnya belum dalam kategori ekstrime. Namun banjir banyak melanda wilayah di Jabar. Persoalanya karena faktor lingkungan. “Curah hujan itu hanya di sekitar 30 mm. Belum besar sebenarnya, tapi memang faktor ekosistemnya,” cetusnya.
Karena itu, Dedi mendorong agar kementerian terkait yang menyegel sejumlah villa di Puncak Bogor itu untuk bergerak lebih. “Segera bawa beko ke lokasi. Bongkar dong. Kalau dibongkar masalah cepat selesai. Kalau disegel saja takut lupa,” ujarnya.
Selasa (11/3), Kementerian Kehutanan (Kemenhut) kembali melakukan giat operasi terhadap penggunaan kawasan hutan yang berdiri secara tidak sah di hulu Daerah Aliran Sungai (DAS). Dalam giat operasi itu, pihaknya menemukan sejumlah bangunan ilegal.
Mulai dari villa, cafe, homestay, hingga castle. Termasuk juga aktivitas perambahan hutan lainnya seperti camping ground, ataupun kegiatan wisata air. Itu ditemukan di sejumlah titik target operasi di kawasan hutan, baik kawasan hutan produksi maupun kawasan hutan konservasi.
Tim Satgas kemudian memasang plang pengawasan di 10 titik lokasi. Yaitu Curug Ciherang, Foothills (50 Ha) Doghouse, Foothills gerbang, Camping ground sebelah foothills (20 Ha), Sentul paradise, Lewi hejo, Arwani green villa, Bangunan Villa sebelah awania Garden Villa, Bangunan Villa belakang awania Garden Villa, dan Kanawa villa.(*)
