-->
Berita Karawang

Berita dan Informasi Karawang Terkini dan Terbaru Hari ini

Iklan

Pedagang Gorengan dan Emak- Emak di Karawang Keluhkan Gas 3 Kg Langka

Khalia Gadish Nihala
Selasa, Februari 04, 2025, Selasa, Februari 04, 2025 WIB Last Updated 2025-02-03T20:07:10Z

 Kelangkaan gas ukuran 3 kg menjadi keluhan pedagang makanan di Karawang dan sekitar. (4/2/25). Gas ukuran 3 kg menjadi salah satu komoditas yang banyak dikonsumsi pedagang makanan kecil.

Pedagang Gorengan dan Emak- Emak di Karawang Keluhkan Gas 3 Kg Langka

Salah seorang pedagang makanan di Kota Karawang menjelaskan memang pasokan gas ukuran tersebut sudah mengalami ketersendatan sejak beberapa hari. "Pasokan dari agen penjualan tidak lagi mengalir secara berkelanjutan kepada pedagang makanan kecil, sehingga imbasnya tidak ada bahan bakar untuk memasak," ujarnya.

Pedagang makanan lainnya Dedi mengaku pasokan tersebut haruslah tetap tersalurkan kepada pedagang Karena tanpa adanya bahan bakar gas tidak bisa berjualan.

"Pemerintah harus bijak dalam menyikapi kelangkaan gas 3 kg karena banyak dipergunakan rakyat kecil untuk kehidupan sehari-hari termasuk pedagang makanan kecil," katanya.

Pedagang masih menunggu adanya pasokan yang lebih lancar untuk menjadi salah satu komoditi yang menunjang dalam transaksi jual beli.

Bahkan Ela mengakui untuk terus bisa menjalankan usaha dagangnya sampai mencari gas melon ke daerah kecamatan Rawamerta.

Alhmadulah dapat tadi sore di Rawamerta,itu pun di warung milik saudara,jelas Ela.

Dilain tempat, sejak kemarin masyarakat kesulitan membeli tabung gas elpiji 3kg (melon) di kios eceran. Informasi yang didapat masyarakat, tabung 3 kg hanya dijual di agen besar atau di SPBU.

Salah satu agen gas 3 kg di Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat, sibuk melayani pembeli eceran, yang mayoritas ibu rumah tangga. Gas 3 kg dijual dengan harga Rp.20.000 pertabung, Senin (3/2/2025).

Pemilik agen dengan lantang mengatakan pada pembeli, "Yang beli harus bawa fotocopy KTP. satu KTP 1 gas!," ucap ibu agen yang tidak mau disebut namanya.

Agen tersebut mengatakan, pembeli wajib menyerahkan fotocopy KTP saat membeli gas melon. "Pembeli harus ada KTP, disuruh dari sananya, akang tanya ke Pemerintah," kata Ibu agen dengan nada ketus.

Saat ditanya, apakah ada pembeli yang lebih dari 1 karena untuk dijual kembali?, Ibu agen menjawab, tidak diperkenankan menjual ke pengecer. "Tidak boleh jual ke pedagang, dan pasokannya terbatas dari sananya," tegasnya.


Salah seorang pedagang gorengan di pasar Batujajar, Saodah (48) mengatakan, sejak dua hari lalu gas melon sulit didapat di kios langgananya.

"Kemarin saya beli di depan, itu agen besar harganya Rp20.000. kalo di kios eceran Rp22.000-23.000. sekarang murah tapi hese meulina (susah belinya). Mening mahal tapi loba (lebih baik mahal tapi banyak barangnya)," bebernya.

Lalu puluhan warga Cimahi, mayoritas ibu-ibu rumah tangga dan para pedagang, antre sejak pagi di pangkalan gas di Jalan Terusan, Kota Cimahi, Senin (3/2/2025).

Mereka berdesakan untuk mendapatkan LPG 3 kilogram akibat kebijakan pemerintah yang melarang penjualan gas melon di tingkat pengecer sejak 1 Februari 2025.

Salah satu warga, Esih (58), mengaku sudah mengantre sejak pukul 07.00 WIB karena kesulitan mendapatkan gas di warung.

"Sudah dua hari saya cari gas 3 kg di warung tidak ada, jadi terpaksa ke pangkalan meski harus mengantre," ujarnya.

Hal serupa dialami Sutarsih (55), seorang pedagang yang merasa repot dengan sistem baru ini.

"Gara-gara antre begini, waktu saya terbuang. Harusnya saya bisa berjualan," keluhnya.

Pemilik pangkalan di Jalan Terusan, Irfan Harmansyah, mengakui permintaan LPG melon meningkat sejak diberlakukannya larangan penjualan eceran.

Namun, keterbatasan pasokan membuatnya tidak bisa memenuhi seluruh permintaan.

"Pangkalan saya hanya mendapat 100 tabung dari agen. UMKM dapat jatah dua tabung, sementara rumah tangga satu tabung saja," jelasnya.

Setiap pembelian juga diwajibkan menunjukkan fotokopi identitas. Irfan berharap situasi ini segera membaik karena banyak pelanggan yang kecewa tidak kebagian gas.

Pangkalan tersebut hanya menerima kiriman dua kali seminggu, yakni setiap Senin dan Kamis, dengan masing-masing 100 tabung.

“Sementara itu, permintaan gas terus meningkat, melebihi jumlah pasokan yang tersedia,” jelasnya.(*)

Komentar

Tampilkan

Berita Terbaru Hari Ini

Karawang

+