Dugaan skandal perselingkuhan yang melibatkan seorang oknum anggota DPRD Kabupaten Kuningan berinisial R memicu gelombang protes dari mahasiswa. Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Kuningan turun ke jalan, menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD, Jumat (31/1/2025).
Demonstrasi ini berlangsung panas, dengan massa membakar replika mobil berisi ban bekas, menyebabkan arus lalu lintas di Jalan RE Martadinata tersendat. Mereka menuntut DPRD segera menuntaskan kasus ini dan memberikan sanksi tegas jika terbukti bersalah.
Ketua GMNI Kuningan, Hendra Nurohman, menegaskan bahwa skandal ini telah mencoreng nama baik lembaga legislatif dan mengkhianati kepercayaan publik.
"DPRD harus bertindak tegas! Jika oknum ini terbukti bersalah, dia harus dicopot dari jabatannya. Jangan sampai kasus ini hanya berakhir sebagai formalitas tanpa konsekuensi nyata," ujarnya dalam orasi.
Aksi massa yang menutup sebagian badan jalan sempat menghambat lalu lintas. Petugas kepolisian yang berjaga di lokasi langsung melakukan rekayasa lalu lintas dengan sistem buka-tutup guna mengurai kemacetan.
Setelah berorasi cukup lama, perwakilan DPRD Kuningan akhirnya menemui demonstran. Wakil Ketua DPRD Saw Tresna Septiani, Dwi Basuni Natsir, dan Ketua Badan Kehormatan DPRD Kuningan, Eman Suherman, memberikan penjelasan bahwa kasus ini sudah dalam proses investigasi.
"Kami sudah mulai melakukan penyelidikan dan memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil akan berdasarkan hasil pemeriksaan yang transparan," ujarnya.
Namun, mahasiswa tetap skeptis dan menegaskan akan terus mengawal kasus ini hingga ada keputusan resmi. Mereka menuntut agar DPRD tidak melindungi anggotanya yang terbukti melakukan pelanggaran.
Aksi unjuk rasa akhirnya berakhir dengan tertib setelah petugas pemadam kebakaran datang untuk memadamkan api dan membersihkan sisa-sisa ban yang dibakar. Sementara itu, DPRD Kuningan berjanji akan segera menyelesaikan investigasi dan mengumumkan hasilnya kepada publik.
Mahasiswa pun mengancam akan kembali turun ke jalan jika kasus ini berakhir tanpa kejelasan. “Kami tidak akan tinggal diam! Jika tidak ada tindakan tegas, kami akan terus melakukan aksi hingga keadilan ditegakkan,” ujar salah satu orator aksi.(*)