Isra Mikraj merupakan salah satu hari besar dalam agama Islam yang jatuh pada setiap tanggal 27 Rajab. Isra Mikraj memperingati dua perjalanan Nabi Muhammad SAW ke Masjidil Aqsa di Yerussalem dan dilanjutkan ke langit ke-7 untuk menerima perintah salat lima waktu.
Peringatan ini dirayakan oleh hampir seluruh umat Islam di dunia, khususnya di Indonesia. Berbeda dengan negara lain, Arab Saudi tidak memperingati Isra Mikraj, bahkan tidak menjadikannya sebagai hari libur nasional, dilansir dari The National News, Senin (27/1/2025).
Keputusan ini didasari oleh pendekatan konservatif yang dipegang teguh oleh negara tersebut. Saudi mengutamakan ajaran agama yang memiliki dasar kuat dari Al-Qur'an dan hadis
Hal tersebut membuat perayaan yang tidak diwajibkan atau tidak memiliki dalil kuat tidak diadopsi. Masyarakat Arab Saudi lebih memfokuskan diri pada ibadah harian, seperti salat lima waktu dan puasa, tanpa menambahkan tradisi perayaan tertentu.
Pendekatan ini juga mencerminkan nilai-nilai sosial dan budaya lokal yang menekankan kesederhanaan dalam praktik keagamaan. Selain itu, Wahhabisme menjadi salah satu faktor utama di balik kebijakan ini.
Gerakan Wahhabisme ini dipelopori oleh Muhammad ibn 'Abd al-Wahhab pada abad ke-18. Gerakan ini menekankan pentingnya kembali kepada ajaran Islam asli berdasarkan Al-Qur'an dan sunah.
Wahhabisme menolak inovasi atau tradisi baru dalam praktik keagamaan yang dianggap tidak sesuai dengan pedoman utama Islam. Dengan pendekatan konservatif tersebut, Arab Saudi memilih untuk tidak mengadopsi perayaan Isra Mikraj.
Isra Mikraj yang jatuh pada setiap tanggal 27 Rajab menurut kalender Islam merupakan salah satu hari besar dalam agama Islam. Isra Mikraj umumnya dijadikan sebagai hari libur nasional seperti di Indonesia, tetapi berbeda dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).
Melansir dari Khaleej Times, Senin (27/1/2025), UEA tidak menetapkan Isra Mikraj sebagai hari libur nasional. Sebelumnya, peringatan ini termasuk dalam daftar hari libur resmi UEA hingga tahun 2018.
Namun, pada tahun 2019, pemerintah memutuskan untuk menghapusnya dari daftar tersebut. Meskipun tidak menjadi hari libur, UEA tetap menyemarakkan peringatan Isra Mikraj dengan berbagai amalan.
Warga UEA memperingati momen ini dengan salat Tahajud, pembacaan Al-Qur'an, dan berbagi cerita tentang Nabi Muhammad SAW kepada anak-anak. Selain itu, kegiatan keagamaan seperti khutbah dan diskusi sering diadakan di masjid-masjid.
Tradisi ini mencerminkan cara UEA menghormati Isra Mikraj tanpa menetapkannya sebagai hari libur. Pendekatan ini menunjukkan fokus pemerintah dan masyarakat UEA pada kesederhanaan dalam merayakan momen keagamaan, selaras dengan budaya lokal.
Sementara itu, Oman telah menetapkan Kamis (30/1/2025) sebagai hari libur berbayar. Hari libur ini diadakan bagi pegawai di sektor publik dan swasta untuk memperingati Isra Mikraj.
Kuwait, sebagai salah satu negara Teluk lainnya, juga mengambil langkah serupa. Kuwait menghentikan aktivitas di seluruh kementerian, lembaga pemerintah, otoritas publik, dan institusi pada tanggal yang sama.
Warga Oman dan Kuwait akan menikmati libur panjang selama tiga hari, termasuk akhir pekan mereka pada Jumat (31/1/2025) dan Sabtu (1/2/1015). Kedua negara tersebut memilih untuk memindahkan hari libur ke Kamis agar masyarakat dapat menikmati akhir pekan yang lebih panjang.(*)