"Kemungkinan kekurangan atau produksi yang terimbas dari el nino itu sekitar 300 ribu-1,2 juta ton," sebut Syahrul usai melakukan rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (2/8/2023).
Namun dia mengatakan dari data neraca beras yang dimilikinya, posisi stok beras sampai Desember 2023 masih cukup aman. Bahkan pada bulan September overstock atau kelebihan pasokan mencapai di atas 2,7 juta ton.
"Sampai September kita masih punya overstock di atas 2,7 juta. Artinya, dari setiap bulan masih panen di atas 800 ribu ton itu menghasilkan cukup untuk kebutuhan kita tiap bulannya di atas 2 jutaan," ungkap Syahrul.
Syahrul menjelaskan pihaknya sudah menyiapkan 500 ribu hektare lahan pangan produktif di sekitar 6 provinsi penghasil beras. Hasil produksi di 6 provinsi ini bakal menjadi cadangan utama Indonesia melewati siklus el nino.
"Saya baru pulang dari 6 provinsi dan 6 provinsi menyatakan kesiapannya untuk mempersiapkan lahan yang kita konsentrasikan kalau ada besok masalah dengan el nino untuk kepentingan nasional. Enam daerah itu antara lain Sumut, Sumsel, 3 di Jawa, di tambah dengan Sulsel," beber Syahrul
"Kemudian penyangganya ada Kalsel, NTB, Banten, dan Lampung," lanjutnya.(Red).