Breaking News
---

Survei Seismik 3D, Pertamina EP Sasar Potensi Migas di 19 Kecamatan di Karawang

Survei Seismik 3D Kepuh Exploration Regional PT Pertamina EP sasar 19 Kecamatan dan 129 Desa di Kabupaten Karawang. Kegiatan Survey Seismik di 129 desa potensi Minyak dan Gas (Migas) ini akan di langsungkan selama 6-8 bulan kedepan dan di mulai pada 23 Agustus 2023 mendatang.

Foto : Kegiatan Sosialisasi Survei Seismik 3D Kepuh PT Pertamina EP di Kecamatan Lemahabang Wadas, Karawang

Hal itu terungkap, disela-sela sosialisasi 
survei seismik tingkat kecamatan di Lemahabang yang di hadiri 11 Kepala Desa, Ketua BPB, Ketua LPM dan tokoh masyarakat setempat di Aula Kantor Camat Lemahabang, Rabu (2/8/2023).

Muhammad Ar-Rasyid, tim survei seismik 3D Kepuh dalam paparannya mengatakan, survei adalah penelitian yang muaranya pada eksplorasi dan produksi kedepan, sementara Seismik afah metoda yang digunakan dalam melakukan penelitiannya. Kegiatan ini, sebutnya, akan menyasar 129 desa di 19 Kecamatan di Karawang selama 6-8 bulan kedepan, terhitung 23 Agustus 2023.

Kegiatan ini dilakukan serentak di berbagai wilayah Indonesia yang di latar belakangi data area potensi yang punya citra satelit, salah satunya di Karawang. Selain itu, sambungnya, seismik ini adalah upaya percepatan program Ekspolrasi dalam pencarian Hidrokarbon migas, menambah daya 3D sesismik dan evaluasi gambaran bawah permukaan bumi.

Foto : Kegiatan Sosialisasi Survei Seismik 3D Kepuh PT Pertamina EP di Kecamatan Lemahabang Wadas, Karawang

"Kegiatan survei ini salah satunya adalah untuk untuk percepatan program pemerintah dalam capaian produksi 1 Juta BOPD pertahun, sebab di Indonesia hasil eksplorasi migas lokal di Indonesia masih jauh dan tidak sebanding dengan jumlah konsumsi atau kebutuhan BBM masyarakat Indonesia yang sekian tahun terus membengkak dan menguras biaya subsidi pemerintah, " Katanya. 

Rasyidi menambahkan, survei seismik ini sebutnya, bertujuan untuk mendapatkan gambaran struktur dan lapisan bawah permukaan sehingga mengurangi resiko kegagalan dan pemboran migas. Kemudian menemukan teknik dan parameter yang optimal untuk mendapatkan gambaran data bawah permukaan menggunakan survey seismik. 

"Tahap Pertama nanti ada Topografi mulai 23 Agustus dimana hasilnya adalah untuk mendeteksi koordinat di citra satelit. Bahkan, teknis dilapangan hasil pengukuran ini akan di tancap patok bambu pita merah dan pita biru. Dimana pita merah adalah tanda akan ada pengeboran dangkal kedalaman 20-30 meter, kemudian mesinnya sama dengan yang di gunakan oleh sumur bor. Nanti, kita juga di topang lewat alat yang di tanam produksi Francis yaitu Smart Solo yang sudah di lengkapi GPS dan deteksi potensi minyak, " Katanya.

Seismik ini, sebutnya, dilakukan di dua area, bisa di area pesawahan maupun area padat penduduk atau pemukiman. Karenanya, dalam mitigasi survey seismik ini, di bahas secara rinci teknis, metode dan upaya dilapangan secara matang dan terukur. Soal titik yang memang nanti di temukan ada kandungan Migas, ini akan menjadi rahasia negara dan menjadi data negara yang bersifat rahasia dan tidak di buka untuk umum untuk mengantisipasi satu dan lain hal.

"Prosesnya mulai dari Perizinan, Sosialisasi, Drilling & Preloading, Recording, Pendataan Akhir, Pembayaran Kompensasi hingga Reklamasi, " Katanya.

Camat Lemahabang Sri Rejeki mengungkapkan, sosialisasi survei seismik ini adalah untuk memberi gambaran umum, agar masyarakat tidak spontan kaget pada kegiatan-kegiatan seismik yang merupakan project strategis nasional yang di garap BUMN Pertamina. Namanya survei dan penelitian, area desa-desa di Lemahabang yang dianggap memiliki potensi minyak dan gas misalnya, belum tentu banyak kandungannya, atau juga memungkinkan bisa banyak potensinya setelah di survei. Ini sebut Sri, bukan saja di wilayah Lemahabang, tetapi juga di Kecamatan lainnya di Karawang, hanya kebetulan di Lemahabang ini semua desa atau 11 desa, jadi harapan sasaran survei seismik ini, sehingga perlu banyak di ketahui teknis, metode, alat hingga gambarannya secara komperhensif agar dilapangan bisa di ketahui juga oleh masyarakat. 

"Ini jadi gambaran umum, dimana Kecamatan Lemahabang masuk dal satu dari sekian potensi wilayah yang menurut citra satelit mengharuskan adanya penelitian atau survey seismik, " Katanya.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang, Edi Suryana mengatakan, sosialisasi dan persiapan kegiatan seismik ini semoga bisa menambah kesejahteraan bagi masyarakat Karawang dan nasional pada umumnya. Mungkin, potensi minyak dan gas di Karawang ini ada, bahkan secara riwayat juga konon Karawang ini memang lumbung fosil hewan era lawas, sehingga sangat memungkinkan dari 19 kecamatan ada beberapa titik yang memang masuk pada kriteria penelitian secara sempurna dan layak Ekplorasi dan Produksi. Pihaknya menjamin, selama proses seismik tidak ada petani yang di rugikan, kTena semua proses dan standarisasinya sudah di perhitungkan oleh Pertamina.

"Bagi petani tetap jalankan usaha pertanian seperti biasa, kemudian warga lainnya juga sama normal-normal saja. Mari kita sukseskan proses seismik ini sela 6-8 bulan kedelan, semoga bisa diberi kelancaran, " Pungkasnya. (Rd)
Baca Juga:
Tutup Iklan